Abaikan Korut, Korsel Kembali Latihan Perang

Korea Selatan kembali mengelar latihan militer, Senin 6 Desember 2010. Manuver Korsel itu seakan mengabaikan peringatan dari Korea Utara bahwa ketegangan akan memburuk bila latihan jadi digelar.  

Menurut kantor berita Associated Press (AP), latihan militer tersebut dilakukan di 30 tempat yang berbeda, namun tidak berlangsung di dekat batas maritim kedua Korea--seperti yang terjadi pada 23 November lalu--yang diikuti oleh serangan artileri beruntun dari Korut di Pulau Yeonpyeong.

Tidak ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan Korut mengenai latihan ini. Namun sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada AP mengatakan bahwa latihan Korsel kali ini menggunakan peluru tajam dan melibatkan kapal perang serta artileri darat.

Ketegangan antara kedua Korea meningkat saat Korut menyerang pulau Yeonpyeong pada 23 November lalu. Serangan itu menyebabkan baku tembak dari kedua belah pihak.

Empat warga Korsel terbunuh dan belasan lainnya terluka, namun tidak ada laporan korban dari Korut. Menurut Pyongyang, serangan itu dipicu tembakan provokasi dari Korsel, yang melakukan latihan perang.

Setelah kejadian itu, Korsel dan AS melakukan latihan perang di perairan Laut Kuning, 28 November 2010, sehingga kembali mengundang kecaman dari Korut. Namun, AS dan Korsel mengatakan bahwa latihan gabungan itu telah direncanakan sejak lama.

Pada Minggu, 5 Desember 2010, Korut mengatakan bahwa latihan perang Korsel menyebabkan ketegangan yang ekstrim dan tidak terkendali di Semenanjung Korea. Pemerintah negara komunis itu menilai bahwa latihan militer berikut dari Korsel merupakan provokasi yang akan menyebabkan kepanikan.

“Negara boneka Korea Selatan, bukannya mengambil pelajaran dari hukuman dari penembakan gegabah yang dilakukannya di perairan Korut dekat pulau Yeonpyeong, malah semakin menggila dalam melakukan provokasi dan gelagat perang,” ujar pemerintah Korut melalui kantor berita KCNA.