Silahkan daftar dengan klik dibawah ini

Rabu, 22 Desember 2010

Hadapi Korut, Korsel Kerahkan Pohon Natal

Korea Selatan (Korsel) tidak hanya mengandalkan tentara dan senjata canggih untuk berkonfrontasi dengan Korea Utara (Korut). Mereka saat ini juga mengerahkan pohon natal berikut paduan suara untuk meluluhkan hati rakyat di negara komunis itu.

Menurut kantor berita Associated Press, Korsel menempatkan pohon natal berbahan besi setinggi 30 meter dengan manik-manik lampu di dekat perbatasan negara mereka dengan Korut. Sementara itu, paduan suara gereja bebalutkan jubah putih menyanyikan kidung natal, disaksikan oleh ratusan pendengar, Selasa 21 Desember 2010.

Berlangsung di taman Aegibong, yang berjarak hanya dua kilometer dari perbatasan, pohon natal itu sengaja dibuat tinggi supaya bisa dilihat oleh rakyat Korut. Ini merupakan bentuk lain perang propaganda dari Korsel, yang bertujuan melumpuhkan doktrin ateis yang dianut rakyat Korut.

Korsel memiliki banyak umat Kristen, sedangkan rakyat Korut menganggap Bapak Kemerdekaan Kim Il-sung dan putranya yang kini jadi pemimpin, Kim Jong-il, sebagai "tuhan" atau "dewa" mereka. 

Warga Korsel pun ingin mengubah pandangan itu. “Saya harap cinta dan damai Kristus dapat juga dirasakan oleh rakyat Korea Utara,” ujar pastur Lee Young-hoon yang hadir dalam acara paduan suara.

Dekatnya jarak dengan perbatasan memungkinan rakyat Korut untuk melihatnya, namun resikonya Korut dapat dengan mudah menyerang. Menteri pertahanan Kim Kwan-jin mengatakan bahwa sangat besar kemungkinan Korut akan melakukan serangan. Namun, sejak serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong pada 23 November lalu, Korut belum melakukan tindakan apapun.

Selain tentara, di tempat itu juga telah bersiaga ambulans dan truk pemadam kebakaran jika Korut sewaktu-waktu menyerang. Di kursi-kursi para penonton juga diletakkan kertas panduan jika terjadi serangan.

Pada kertas bertuliskan “bahaya ancaman musuh masih ada” itu disebutkan langkah-langkah perlindungan, seperti bersembunyi di belakang tembok, meringkuk di antara kursi atau segera berlari ke tempat perlindungan jika ada serangan.

Selama bertahun-tahun kedua Korea melancarkan perang ideologi dan propaganda untuk memperoleh dukungan maupun merubah pemikiran rakyat negara lawan. Pada tahun 2004, kedua Korea sepakat untuk menghentikan perang propaganda dan Korsel menghentikan acara tahunan pohon natalnya seperti yang dilaksanakan saat ini.

Menyalakan pohon natal oleh Korsel dianggap Korut sebagai alat untuk menyebarkan agama diantara rakyat dan tentaranya. Walaupun konstitusi Korut membebaskan rakyatnya untuk memeluk agama, namun dalam prakteknya, ateisme dari komunisme masih dominan.

Perang propaganda kembali dilakukan oleh Korsel setelah Korut diduga menenggelamkan kapal perang Korsel pada Maret tahun ini yang menewaskan 42 orang. Ditambah lagi serangan Korut ke pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat orang.

Sesaat setelah serangan tersebut, militer Korsel dilaporkan menerbangkan 400.000 selebaran berisikan kejelekan rezim Korut. Korsel juga telah menaruh pengeras suara di dekat perbatasan untuk menyampaikan pesan propaganda secara terang-terangan.

Saat ini, pengeras suara itu belum berfungsi karena Korut mengancam akan menembak jika terdengar suara. Namun dulu, pengeras suara ini bisa menyuarakan propaganda hingga 20 jam sehari.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 Comment: on "Hadapi Korut, Korsel Kerahkan Pohon Natal"

Posting Komentar

 
 
Back To Top